Teknologi dalam pembelajaran

TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Yati A. Parikaes M.PdK

A.    Teknologi Dalam Pembelajaran
Teknologi merupakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis atau ilmu pengetahuan terapan, yang menyangkut keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.[1] Sejatinya, abad ini dikenal sebagai abad teknologi.  Perkembangan teknologi mengalami peningkatan yang sangat pesat dan cepat.  Menghadapi kondisi seperti itu tidak ada pilihan lain kecuali harus diikuti, jika perlu harus di akselerasi lebih cepat untuk generasi sekarang dan yang akan datang.[2]  Karena itu, generasi muda perlu diperlengkapi dengan perkembangan kemajuan teknologi yang mampu bersaing di era global. Tidak bisa dihindari lagi bahwa untuk bisa bersaing di lingkungan dunia global, seseorang harus dipastikan bisa memanfaatkan ilmu teknologi untuk meningkatkan performance dirinya di dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia teknologi merupakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan, atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.[3] Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya. Sains sebagai sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban.[4] Teknologi merupakan satu ciri yang mendefinisikan hakikat manusia dan meliputi keseluruhan sejarah.[5] Hal ini berarti teknologi terus berkembang dari zaman ke zaman. Jadi dengan kata lain, teknologi mencakup teknik dan peralatan untuk menyelenggarakan rancangan yang didasarkan atas hasil sains.
Perkembangan teknologi juga berlaku dalam dunia pendidikan. Karena itu pendidikan perlu memperhatikan teknik-teknik inovasi pembelajaran yang dikelola oleh guru-guru mata pelajaran dewasa ini, hal ini akan mendukung pertumbuhan pengetahuan yang terjadi di dunia pendidikan. Perlu diketahui juga bahwa globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka.[6] Kita mengingat kembali di Perancis proyek “Flexible Learning”. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan. Bahkan Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.[7] Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan internet.  Perlu kita ketahui bahwa Internet yang awalnya hanya digunakan untuk suatu keperluan militer Amerika Serikat berupa keperluan riset kalangan militer kemudian berkembang dan digunakan untuk keperluan riset perguruan tinggi, yang dimulai dengan University of CaliforniaStanford Research Institute dan University of Utah (Cronin, 1996).[8] Sekarang Internet baik itu google, gmail, facebook dapat diakses oleh siapa saja termasuk pelajar dan tidak membatasi tempat dan waktu penggunaannya.  Karena itu sudah saatnya pendidikan di Indonesia memanfaatkan teknologi informasi tersebut. Kenapa demikian, karena teknologi informasi dapat memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan sekolah.
Dalam pemanfaatan teknologi informasi diharapkan tingkat daya pikir serta kreativitas guru dan siswa serta masyarakat dapat berkembang dengan pesat. Namun yang kemudian muncul menghiasi nuansa pendidikan Indonesia adalah lembaga yang berkewenangan mengelola pendidikan justru terlena dalam berbagai argumen-argumen berbau kebijakan sepihak. Seakan mereka ingin menunjukan wajah pendidikan Indonesia dengan kebijakan yang dibuat sebagai suatu patokan utama yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan mereka ingin menunjukan bahwa ini adalah kebijakan yang bisa mengeluarkan Indonesia dari krisis pendidikan yang berkepanjangan.[9] Tapi sayang, kemudian kebijakan itu membelit para pelaksana pendidikan yang ada dilapangan, sehingga ide-ide brilian yang harusnya menjadi pemicu inovasi pendidikan menjadi mandek khususnya dalam penggunaan kecanggihan teknologi. Kepentingan-kepentingan yang datang dari sumber yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan justru menjadi hal yang harus dibuat kebijakan oleh lembaga-lembaga yang berwenang dalam mengeluarkan kebijakan. Pendidikan dalam arti sebenarnya tersisihkan oleh kepentingan tersebut, bukannya berkembang tapi justru pendidikan Indonesia dikebiri tanpa daya.
            Selain pendidikan secara umum, sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kebutuhan teknologi misalnya komputer, pembuatan website sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah. Karena perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat kita harus selalu mengikuti perkembangan, atau kalau tidak kita akan ketinggalan diera globalisasi ini. Salah satu teknologi yang sangat dekat atau dibutuhkan sekolah khususnya pelajar adalah komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet . Beberapa ekskul memanfaatkan internet untuk menunjang kegiatan mereka, seperti Blog atau Facebook. Selain itu, sebuah website yang tidak kalah akrab dengan sekolah, khususnya pelajar adalah Google.[10] Hal ini membuktikan bahwa proses belajar mengajar tidak hanya di dalam kelas, namun dapat dilakukan di luar kelas.
Pendidikan Agama Kristen pendidikan agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka 1), terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana bimbingan Roh Kudus, 2) mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja; 3) diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengejawentahkan pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggungjawab di bawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus.[11] Pendidikan agama Kristen perlu didukung dengan teknologi yang realistik dan up to date.
Teknologi pembelajaran sudah digambarkan dalam Alkitab. Tuhan selalu menggunakan alat peraga atau teknologi pembelajaran berupa visual untuk berkomunikasi dengan umat-Nya. Dia berbicara dan pesan-Nya didokumentasikan di dalam Alkitab. Dia juga menggunakan berbagai alat visual untuk menguatkan pesan-Nya, seperti yang dapat dilihat ketika Ia berhubungan dengan orang-orang Israel selama keluar dari Mesir dan mengembara di padang belantara;
  1. Aturan agar Adam dan Hawa tidak memakan buah pohon di tengah Taman Eden merupakan teknologi untuk mendidik mereka taat kepada kehendak-Nya.
  2. Peristiwa air bah dan perahu Nuh menjadi teknologi pembelajaran untuk menyampaikan pesan tentang kekudusan, kebenaran, dan keadilan Allah, bahwa dosa dan kejahatan mendatangkan hukuman.
  3. Tuhan memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Umat Israel benar-benar telah diyakinkan untuk meninggalkan Mesir, sebagian besar karena penglihatan akan kekuatan Tuhan melalui tulah dan pekerjaan malaikat maut (Keluaran 7-12). Namun, ketika orang-orang Israel ini akan melewati Laut Merah, keragu-raguan pun muncul. Selama ini, Mesir selalu mencukupi kebutuhan mereka, memberi mereka makan, dan menahan mereka.
  4. Tuhan tidak hanya menggunakan teknologi visual seperti mujizat, namun juga menempatkan alat-alat lain yang lebih abadi di tengah-tengah bangsa Israel. Contohnya, Dia menobatkan para nazir Allah sebagai pengingat visual akan tujuan dan fungsi khusus bangsa Israel di dunia. Para nazir Allah itu dipilih secara sukarela dengan masa tugas meliputi jangka waktu, mulai tiga puluh hari sampai seumur hidup. Dalam jangka waktu itu, para nazir Allah harus bebas dari minuman anggur, buah anggur, dan minuman-minuman yang memabukkan. Mereka tidak boleh memotong rambut atau menyentuh orang mati. Maksud dari janji itu, yang ditetapkan Allah, adalah untuk menanggalkan keduniawian dan mengkhususkan diri bagi Allah. Para pria dan wanita yang memegang nazar itu adalah pengingat yang dapat dilihat oleh seluruh bangsa Israel, bahwa mengkhususkan diri bagi Allah adalah suatu keharusan jika Israel hendak menggenapi takdirnya di dunia (Bil 6:1-15; Hak 13:5,14; 1Sam 1:11; Luk 1:15).
  5. Jumbai-jumbai juga merupakan jenis lain dari bentuk penglihatan. Bilangan 15:37-40 mencatat perintah Allah supaya orang-orang Israel menaruh jumbai-jumbai di ujung pakaian mereka sebagai suatu tanda yang mengingatkan mereka akan perintah Allah dan pentingnya mematuhi perintah itu. Penglihatan itu membuat mereka sulit untuk melupakan kewajiban mereka.
  6. Perjamuan juga merupakan alat untuk mengingat. Pada Perjamuan yang Terakhir, Tuhan memerintahkan, "Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu .... Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini, maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah- rumah kita" (Keluaran 12:14,26,27). Perjamuan merupakan peringatan yang hidup bagi orang-orang dewasa Israel atas kuasa dan kasih Tuhan. Perjamuan yang sama mendorong anak untuk bertanya, memberikan kesempatan yang baik untuk suatu pengajaran lisan tentang kasih Allah.
  7. Tempat-tempat ibadah berfungsi sebagai peringatan, pernyataan yang jelas bagi bangsa Israel bahwa "Allah ada di tengah-tengah kita". Tempat ibadah berdiri sebagai tanda bahwa Allah berjalan bersama bangsa Israel (Keluaran 25:8; 33:7-11; 40:38; Bilangan 9:15; 10:33-35; 1Samuel 4:3-11 dan 1Raja-Raja 8:27).
Regina M. Alfonso (1986) mengemukakan bahwa Yesus juga menggunakan teknologi pembelajaran ketika mengajar. Beberapa contoh teknologi pembelajaran yang dilakukan oleh Yesus.[12]
  1. Ketika mengajarkan murid-murid-Nya agar mereka bersikap rendah hati satu sama lain, anak kecil didihadirkan-Nya di tengah-tengah mereka (Mat. 18:2, Mrk. 9:36, Luk. 9:46-48).
  2. Untuk menegaskan bahwa iman dan percaya sangat penting bagi jawaban doa, Yesus mengutuk sebuah pohon ara yang tidak berbuah hingga layu (Mrk. 11:12-14, 20-24).
  3. Untuk mengajarkan bahwa setiap orang harus membayar pajak kepada pemerintah dan sekaligus memberi persembahan kepada Allah, Ia mengambil mata uang dan menanyakan gambar yang terdapat pada uang itu (Mat. 22:15-22, Mrk. 12:13-17).
  4. Untuk menyadarkan dua murid yang berjalan ke Emaus bahwa Ia telah bangkit, Yesus mendengarkan mereka, bertanyajawab di sepanjang perjalanan, serta memecahkan roti dan memberikannya kepada mereka sehingga mereka tersadar bahwa orang yang ada di hadapan mereka adalah Yesus (Luk. 24:28-32).

Ciri-ciri teknologi pembelajaran yang digunakan Yesus seperti:
1.      Yesus menggunakan metode visual, Yesus secara kreatif mengunakan segala sesuatu yang ada disekelilingNya sebagai teknologi pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga meraih nilai nilai dari media pembelajaran yang ada.
2.      Tekanan utama diletakan pada benda yang dapat dilihat, didengar dan diraba.
Artinya adalah bagaimana melalui media pembelajaran yang digunakan siswa akan lebih mengerti dan memahami suatu contoh yang lebih konkrit lagi dari materi yang disampaikan, dengan dilihat didengar dan diraba
.
3.      Digunakan dalam rangka komunikasi dalam pengajaran, antara guru dan siswa. Teknologi pembelajaran yang Yesus lakukanpun sebagai suatu komuni.
4.      Puncak dari pengunaan Teknologi Pembelajaran,  Dia mengunakan diri-Nya sendiri sebagai contoh yang sulit dilupakan dengan menjalani jalan salib yang penuh penderita yang mencengkam kehidupan para murid-Nya yang masuk kedalam kematian dan kebangkitan dan kenaikan kesorga dan menberikan Roh Kudus sehingga sangat efektif mengajar para murid sehingga para murid mampu bukan hanya menyerap pelajaran dari Yesus Guru Agung melainkan memampukan mereka untuk mengajar generasi-generasi berikutnya yang sangat konkret dengan pengalaman yang berkesan sampai dapat maraih hal-hal abstrak dari proses media penbelajaran yang menyentuh setiap level dari kerucut pengalaman.
Dari uraian penggunaan teknologi dalam Alkitab di atas, maka perangkat teknologi pembelajaran terdiri dari dua bagian yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pendidikan Agama Kristen, yang pertama adalah perangkat komputer, Kedua perangkat pendidikan sebagai komponen pendukung teknologi, di dalamnya terdapat beberapa komponen seperti; guru, siswa, materi pelajaran, gedung sekolah dan masyarakat
Perangkat teknologi pembelajaran dalam Pendidikan Agama Kristen

Perangkat komputer memiliki bagian Software dan Hardwaredapat dikategorikan bahwa perangkat teknologi dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen dapat menggunakan dua perangkat yaitu Software dan Hardware banyak fungsi yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Perangkat teknologi komputer memiliki fungsi sebagai teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer, teknologi multimedia, e-learning, video converence, dan website.
1.      Teknologi cetak
Teknologi Cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku-buku, bahan-bahan visual yang statis atau melakukan percetakan, terutama melalui pencetakan mekanis atau photografis. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk “cetakan” guna keperluan pembelajaran merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar.
Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang
b. keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif
c. keduanya berbentuk visual yang statis
d. pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual
e. keduanya berpusat pada pembelajar, dan
f. informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.[13]
2.      Teknologi audio-visual
Teknologi Audio-Visual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar.
Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Menurut Finn, tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan.[14] Istilah dan definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada saat itu adalah “pengajaran visual”. Yang dimaksud dengan pengajaran visual adalah kegiatan mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari gambar, model, objek, atau alat-alat misalnya papan tulis, lembar peraga, selebaran isi pelajaran yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkret melalui visualisasi kepada siswa.[15] Tujuan penggunaan alat bantu visual adalah meningkatkan efektivitas metode mengajar, misalnya penggunaan alat bantu visual untuk memperjelas kuliah, disamping itu alat bantu mengajar dan metode belajarnya akan membentuk metode belajar baru contohnya penggunaan metode mengajar dengan film dan video. Selain itu juga media visual dapat memperkenalkan, menyusun, memperkaya, atau memperjelas konsep-konsep yang abstrak, dan mengembangkan sikap yang diinginkan, serta mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut.[16] Dengan audio visual sudah dapat digunakan sebagai sarana yang dipakai untuk membawa pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut ; bersifat linier, menampilkan visual yang dinamis, secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang, cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak, dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif, sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar siswa.
3.      Teknologi berbasis komputer
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Komputer dapat menyimpan bahan pelajaran yang dapat dimanfaatkan kapan saja diperlukan, member informasi tentang berbagai referensi dan sumber-sumber serta alat audio-visual yang tersedia.[17] Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya.
Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata (word processor) tetapi juga sebagai sarana belajar multi media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan.[18] Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi.[19] Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik tertentu. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web di sekolah.
4.      Penggunaan Multimedia Presentasi.
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik.[20] Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang  cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya.
Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang dikembangkan oleh Microsoft inc” Corel presentation yang dikembangkan oleh Coral inc” hingga perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut, atau sangat memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi atau kualitas belajar dalam situasi tertentu.[21]
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah  perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam  kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan  berbagai karakteristik audience.
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal.[22] Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pernbelajaran.
Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah memberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran.[23] Di antaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.
Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer . Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi multimedia ini, khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.[24]
Secara ringkas, Vaughan (2004) mengatakan bahwa teknologi multimedia merupakan perpaduan dari teknologi komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi elektronik lainnya untuk menyampaikan suatu informasi yang interaktif.[25] Perkembangan serta pemanfaatan teknologi multimedia banyak digunakan hampir di seluruh aspek kegiatan. Contoh media penyampai informasi adalah teks, gambar foto, video, musik, animasi (gambar bergerak), ataupun internet.
Teknologi multimedia dapat menggabungkan beberapa media penyampai informasi, misalnya menggabungkan gambar dengan suara, atau dengan data lainnya dalam satu media. Penggabungan ini menghasilkan sebuah sistem multimedia sehingga penyampaian informasi lebih menarik dan interaktif daripada menggunakan satu media saja. Teknologi multimedia dapat diimplementasikan di berbagai macam bidang pekerjaan, tergantung kreatifitas untuk mengembangkannya. Kategori aplikasi dengan teknologi multimedia dapat dibagi menjadi :[26]
1.      Presentasi bisnis
2.      Pembelajaran
3.      Promosi dan penjualan
4.      Information delivery
5.      Teleconferencing
6.      Productivity
7.      Film
8.      Virtual reality
9.      Aplikasi web
5.      Game
Pembelajaran dengan multimedia atau teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :[27]
a.       Dapat digunakan secara acak, disamping secara linier
b.      Dapat digunakan sesuai dengan keinginan peserta didik, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
c.       Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman peserta didik, relevan dengan kondisi peserta didik, dan di bawah kendali peserta didik.
d.      Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran.
e.       Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
f.       Bahan belajar menunjukkan interaktivitas peserta didik yang tinggi.
g.      Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media.


6.      CD Multimedia Interaktif
CD multimedia interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI).[28] Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:[29]
Model Drill: Model drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
Model Tutorial: Program CBI tutorial dalam merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran. Metode Tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran Berprograma tipe Branching yaitu informasi/mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respon siswa dianalisis oleh komputer (Diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh penulis program) dan umpan baliknya yang benar diberikan. (Nana Sudjana & Ahmad Rivai:139). Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
Model Simulasi: Model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.
Model Games: Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembelajaran sering disebut dengan Instructional Games (Eleanor.L Criswell, 1989: 20).
Tutorial berfungsi sebagai menempatkan program pengajaran yang telah dipilih ke dalam suatu program penggunaan dan kedua monitor perilaku siswa untuk menemukan apakah program yang baru itu berfaedah dan lebih tepat guna dari program pengajaran sebelumnya.[30] Pada umumnya tipe penyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial ini membimbing siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki perbedaan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD multimedia interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan mengajarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power Point.[31]  Kelebihan lain dari CD multimedia interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada guru/instruktur. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri sesuai dengan keinginannya. Selain itu, materi-materi yang diajarkan dalam CD multimedia tersebut dapat langsung dipraktekkan oleh siswa terhadap software tersebut. Terdapat juga fungsi repeat, bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.
7.      Video Pembelajaran. 
Selain CD multimedia interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi atau video ini sebagai peralatan pemain ulang. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video.[32] Penggunaan CD interaktif saat pembelajaran cocok untuk mengajarkan suatu proses. Misalnya cara penyerbukan pada tumbukan, teknik okulasi, pembelahan sel, proses respirasi dan lain-lain.
8.      Internet dan Website
Internet, singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of computers, that enables people throughout the world to connect with each other¨. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.[33]
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups (.arts).[34]
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar.[35] Selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online. Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran.[36] Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material).  Pembelajaran melalui internet di Sekolah Dasar dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), di antaranya adalah: (1) Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and giving feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group), (2) Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group, (3) Downloading of course materials or tutorials, (4) Interactive tutorials on the Web, dan (5) Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.[37]
Setelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui intenet.[38] Sebagai penunjang terlaksananya program atau sistem yang telah dibuat.
Karakteristik/potensi internet sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentunya masih dapat diperkaya lagi dengan yang lainnya.  Namun, setidak-tidaknya ketiga karakteristik/potensi internet tersebut dipandang sudah memadai sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui internet.
9.      E-Learning
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Seperti Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. e-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah : melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya.[39]
Dari penjelasan di atas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa dengan adanya e-learning, guru dapat mengelola materi pelajaran secara on-line, yakni: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), meng-upload materi pelajaran, memberikan tugas kepada siswa, menerima pekerjaan pelajaran, membuat tes/quiz, memberikan nilai, memonitor keaktivan peserta didik, mengolah nilai peserta didik, berkomunikasi dengan peserta didik melalui forum diskusi dan chat, dan lain-lain. Peserta didik dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran, berinteraksi dengan sesama peserta didik dan guru, melakukan transaksi tugas-tugas sekolah, mengerjakan tes/quiz, melihat pencapaian hasil belajar, dan lain-lain.
10.  Video Converence
Konferensi video adalah seperangkat teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkankan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan. Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan pada proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan tidak hanya audio, tetapi juga visual.
Konferensi video menggunakan telekomunikasi audio dan video untuk membawa orang-orang di berbagai tempat mengadakan rapat bersama. Konsep konferensi video sama seperti percakapan antara dua orang (point-to-point) atau melibatkan beberapa tempat (multi-point) dengan lebih dari satu orang di ruangan besar pada tempat berbeda. Selain pengiriman audio dan visual kegiatan pertemuan, konferensi video dapat digunakan untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan komputer, dan papan tulis.
Konferensi video analog sederhana dapat ditetapkan sebagai awal penemuan televisi. Sistem konferensi video biasanya terdiri dari dua sistem sirkuit televisi tertutup yang terhubung melalui kabel. Sejak awal penerbangan pertama ke luar angkasa, NASA menggunakan dua frekuensi radio (UHF atau VHF). Saluran televisi secara rutin menggunakan konferensi video semacam ini misalnya ketika melaporkan dari lokasi jauh. Kemudian hubungan aktif ke satelit menggunakan truk dengan peralatan khusus menjadi agak lazim.[40]
Teknik ini sangat mahal dan tidak bisa digunakan untuk aplikasi seperti telemedicine, pendidikan jarak jauh, dan pertemuan bisnis. Usaha menggunakan jaringan telepon normal untuk mengirim video scan lambat, seperti sistem pertama yang dikembangkan oleh AT&T, sebagian besar gagal karena kualitas gambar yang kurang baik dan ketiadaan teknik kompresi video yang efisien. Pada 1970-an, semakin besar 1 MHz bandwidth dan 6 Mbit/s angka bit dari Picturephone tetapi tidak juga menyebabkan layanan menjadi makmur.
Pada 1980-an, jaringan pengiriman telepon digital menjadi mungkin, seperti Integrated Services Digital Networks atau ISDN, meyakinkan angkat bit minimum (biasanya 128 Kbps) untuk pengiriman kompresi audio dan video. Sistem terdedikasi pertama mulai muncul di pasar sebagai perluasan jaringan ISDN di seluruh dunia. Pada 1990-an, sistem telekonferensi video berkembang dengan cepat dari peralatan pribadi sangat mahal, perangkat lunak dan persyaratan jaringan untuk teknologi berbasis standar yang tersedia untuk masyarakat umum dengan biaya yang wajar.
Akhirnya, pada 1990-an, Internet Protocol atau IP berbasis konferensi video menjadi mungkin dan teknologi kompresi video lebih efisien telah dikembangkan sehingga memungkinkan desktop atau komputer pribadi berbasis konferensi video. Pada 1992, CU-SeeMe dikembangkan di Cornell oleh Tim Dorcey et al., IVS dirancang di INRIA, telekonferensi video tiba ke masyarakat dan layanan gratis, web plugin dan perangkat lunak, seperti NetMeeting, MSN Messenger, Yahoo Messenger, SightSpeed, Skype dan lain-lain membawa kemurahan, meskipun kualitas rendah.[41]
Fasilitas yang digunakan dalam layanan video conference antara lain :
a.        Screen dan projector
b.      Laser pointer
c.       WiFi menggunakan jaringan ITB (terbatas)
d.      Computer Graphics (CG)
e.       Video table untuk menampilkan yang dilakukan/ditulis peserta di atas mejanya
Komponen lain yang dibutuhkan untuk sistem konferensi video meliputi:
a.       Video input: kamera video atau webcam
b.      Video output: monitor komputer, televisi atau proyektor
c.       Audio input: mikrofon
d.      Audio output: biasanya pengeras suara yang berkaitan dengan perangkat layar atau telepon
e.       Data transfer: jaringan telepon analog atau digital, LAN atau Internet

Pada dasarnya ada dua jenis sistem konferensi video: Sistem terdedikasi mempunyai semua komponen yang dibutuhkan dikemas ke dalam satu peralatan, biasanya sebuah konsol dengan kamera video pengendali jarak jauh kualitas tinggi. Kamera ini dapat dikontrol dari jarak jauh untuk memutar ke kiri dan kanan, atas dan bawah serta memperbesar, yang kemudian dikenal sebagai kamera PTZ.[42] Konsol berisi semua hubungan listrik, kontrol komputer, dan perangkat lunak atau perangkat keras berbasis codec. Mikrofon omnidirectional terhubung ke konsol seperti monitor televisi dengan pengeras suara dan/atau proyektor video. Ada beberapa jenis perangkat yang didedikasikan untuk konferensi video:
a.       Konferensi video kelompok besar: non-portabel, besar, perangkat yang digunakan lebih mahal untuk ruangan besar dan auditorium.
b.      Konferensi video kelompok kecil: non-portabel atau portabel, lebih kecil, perangkat lebih murah yang digunakan untuk ruang rapat kecil.
c.       Konferensi video individual: biasanya perangkat portabel, dimaksudkan untuk satu pengguna, mempunyai kamera tetap, mikrofon, dan pengeras suara terintegrasi ke dalam konsol.
d.      Sistem desktop biasanya menambahkan papan perangkat keras ke komputer pribadi normal dan mentransformasikannya menjadi perangkat konferensi video. Berbagai kamera dan mikrofon berbeda dapat digunakan dengan papan, yang berisi codec yang diperlukan dan pengiriman tatap muka.
Kelebihan konferensi video antara lain:
a.       Meningkatkan produktivitas karena kemampuan VTC untuk berbagi dokumen, ide atau gambar dengan mudah.
b.      Menghemat biaya.
e.       Menghemat waktu.
Kelemahan konferensi video antara lain:
a.       Harga masih terbilang mahal untuk dimiliki sehingga hanya perusahaan atau organisasi tertentu yang mempunyai cukup dana dan sangat membutuhkan yang memiliki konferensi video.
b.      Alat-alat untuk konferensi video sulit didapat dan proses penginstalan harus ekstra hati-hati agar tidak salah.

11.  Website
Penggunaan website tidak hanya dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kegiatan akademik siswa tapi juga bagi guru. website dapat memberi kemungkinan bagi guru untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata pelajaran yang menjadi bidang ampunnya hal ini berkaitan dengan kompetensi sosial guru yakni menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.[43] Melalui penggunaan website, guru akan selalu siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada siswa. Hal ini tentu saja menuntut kemampuan guru itu sendiri untuk selalu giat mengakses website dalam bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini sejalan dengan definisi Pannen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran di sekolah dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumberdaya manusia (humanware) yang dapat digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa, dan guru.[44]
Secara umum, situs web digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: Website Statis, Website Dinamis, Website Interaktif.
a.       Website Statis
Website Statis adalah web yang mempunyai halaman tidak berubah. Artinya adalah untuk melakukan perubahan pada suatu halaman dilakukan secara manual dengan mengedit code yang menjadi struktur dari situs itu.[45]
b.      Website Dinamis
Website Dinamis merupakan website yang secara struktur diperuntukan untuk update sesering mungkin. Biasanya selain utama yang bisa diakses oleh user pada umumnya, juga disediakan halaman backend untuk mengedit kontent dari website. Contoh umum mengenai website dinamis adalah web berita atau web portal yang didalamnya terdapat fasilitas berita, polling dan sebagainya.
c.       Website Interaktif
Website Interaktif adalah web yang saat ini memang sedang berkembang pesat. Salah satu contoh website interaktif adalah blog dan forum. Di website ini user bisa berinteraksi dan beradu argument mengenai apa yang menjadi pemikiran mereka. Biasanya website seperti memiliki moderator untuk mengatur supaya topik yang diperbincangkan tidak melenceng dari alur pembicaraan.




Perangkat Pendukung Teknologi
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

Dalam perangkat pendidikan, peneliti menyebutkan beberapa kategori yang termasuk dalam perangkat pendidikan seperti; guru, siswa, materi pembelajaran, gedung sekolah, dan lingkungan masyarakat atau orangtua.
Guru
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.[46] 
Profesional berarti ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya, Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti.dan profesional adalah satu kesatuan antara konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan dengan skil atau keahliannya.
Dalam kontek diatas seorang guru minimal memiliki;[47]
                                                              i.      skill/keahlian dalam mendidik atau mengajar
                                                            ii.      kemampuan intelektual yang memadai
                                                          iii.      Kemampuan memahami visi dan misi pendidikan
                                                          iv.      Keahlian mentrasfer ilmu pengetahuan atau metodelogi pembelajaran
                                                            v.      Memahami konsep perkembangan anak/psikologi perkembangan
                                                          vi.      Kemampuan mengorganisir dan problem solving

Siswa
Konsumen utama pada dunia pendidikan, adalah siswa, siswa, anak didik. Siswa sebagai pelanggan terhadap jasa yang diberikan oleh guru juga mempunyai berbagai harapan yang semestinya didengar dan diakomodir oleh guru sebagai “penjual” jasa, sehingga apa yang diharapkan oleh siswa tidak akan keluar dari “zona toleransi” harapannya.[48] Karena siswa adalah konsumen yang mempunyai posisi tawar yang tinggi.
Siswa yang diajar oleh guru sebagai pusat pembelajaran, bukan dirinya atau guru tersebut. Pengoptimalan layanan, selain kompetensi tentu saja media juga akan sangat membantu guru dalam memberikan layanan terbaiknya, variasi metode yang dipergunakan dikelas, sikapnya yang memberikan kenyamanan dikelas, dan masih banyak hal-hal positif lainnya yang bisa kita berikan kepada siswa.
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Materi pelajaran diartikan pula sebagai bahan pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan pengetahuan, nilai-nilai dan ketserampilan sebagai isi dari suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa materi pelajaran adalah berbagai pengalaman yang akan diberikan kepada siswa selama mengikuti proses pendidikan atau proses pembelajaran. Siswa melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh pengalaman belajar tersebut, baik itu berupa keterampilan kognitif, psikomotorik maupun afektif. Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan diorganisir sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan.
Berbicara tentang materi pembelajaran, maka hal ini berkaitan dengan perencanaan guru, seperti; silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahkan pemetaan atau proses pembelajaran.
Gedung Sekolah
Dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Sekolah yang mempergunakan kurikulum tradisional pengaturan ruangan bersifat sederhana karena kegiatan belajar mengajar diselenggarakan di kelas yang tatap untuk sejumlah murid yang sama tingkatannya.[49] Bagi sekolah yang mempergunakan kurikulum modern, ruangan kelas diatur menurut jenis kegiatan berdasarkan program-program yang telah dikelompokkan secara integrated.
Di samping ruangan disusun berdasarkan bidang studi yang bersifat integrated itu disediakan juga ruangan untuk kegiatan bersama berupa ruang kelas untuk mendengarkan ceramah dan ruangan lain seperti perpustakaan, ruang olahraga dan lain-lain.[50] Bagi sekolah yang mempergunakan kurikulum gabungan pada umumnya ruangan kelas masih diatur menurut keperluan kelompok murid sebagai satu kesatuan menurut jenjang dan pengelompokan kelas secara permanen. Ruang khusus biasanya disediakan secara terbatas berupa laboratorium, perpustakaan, sebuah aula untuk kegiatan olah raga, kesenian dan kegiatan ekstra kelas lainnya.
Gedung sekolah memerlukan sarana belajar mengajar yang dapat menunjang efisiensi perwujudan kurikulum/program sekolah atau kelas perlengkapan minimal bagi sebuah sekolah yang mempergunakan salah satu bentuk kurikulum tersebut di atas adalah meja dan kuris murid. Meja dan kuris guru, papan tulis/white board dan kapur tulis/spidol.[51]
Masyarakat/orang tua
Dengan tidak bermaksud mengurangi nilai tanggung jawab dari berbagai wadah pendidikan, maka peneliti cenderung untuk lebih mengutamakan wadah keluarga sebagai lembaga yang sangat memainkan peranan dalam upaya ini. Dengan kata lain, dalam wadah keluargalah, pendidikan afektif dapat mene­mukan fungsinya yang paling efektif, yaitu membekali anak didik dengan nilai-nilai moral dan norma hidup yang bersumber dari falsafah bangsa dan jiwa keagamaan yang dianutnya. Dalam hal ini, orang tua tidak hanya berfung­si sebagai orang tua biologis, tetapi sebagai orang tua edukatif (pendidik), terhadap anak-anaknya dalam keluar­ga, karena bagaimana pun, sikap dan perilaku orang tua sangat mempengaruhi baik buruknya perilaku anak-anaknya, seperti yang telah banyak disinggung di depan.[52] Selain orang tua, lingkungan masyarakat dapat membentuk nilai siswa, karena setiap hari siswa pasti berinteraksi dengan lingkungan masyarakat setempat.



















Refrensi
akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2007/08/teknologi-pembelajaran.doc
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya), (Jakarta: Raja Grafindo, 2011)
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011)
B.S. Sidjabat, Mengajar Secara Profesional (Mewujudkan Visi Guru Profesional), (Bandung: Kalam Hidup, 2009)
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya), Jakarta: Aneka Cipta, 2008
Daryanto, Teknologi Jaringan Internet (Teori dan Pemahaman), (Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2010)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2003)
Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008), 2
Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008)
Eko Nugroho, Pengenalan Komputer, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991)
Engkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1984)
Fred Percival dan Hendry Elinggton, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1988)
Galen Grimes, 10 Menit Panduan Internet dan World Wide Web, (Jakarta: Alex Media Komputindo, 1997)
Hilda Karli, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: Rajawali, 1991)
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Dunia Pendidikan, (Jogjakarta: Diva Press, 2011)
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetnsi dan Kontekstual, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009)
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung: Alfabeta, 2008
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung 2005)
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia Di Sekolah (Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif), (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2010)
Pandapotan Sianipar, Singkat Tepat dan Jelas (Membuat Presentasi Cantik Dengan Power Point, (Jakarta: Alex Media Komputindo, 2002)
Robert Boehlke,  Memperlengkapi Bagi Pelayanan dan Pertumbuhan, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2002)
S. Nasution M.A. Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta, Bina Aksara 1989)
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988)
Sudjana S, Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung, Falah Production, 2000)
Syafaruddin Anzizhan, Sistem Pengajaran Keputusan Pendidikan, (Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004)
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 1996)
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)
Zulkifli, Internet For Teacher (Panduan Internet Untuk Para Pendidik), (Yogyakarta: Cakrawala, 2010)






[1] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2003), 1158

[2] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), 175

[3] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2003), 1158
[4] Fred Percival dan Hendry Elinggton, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1988), 1-3
[5] Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008), 2
[6] Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran (Landasan dan Aplikasinya), (Jakarta: Aneka Cipta, 2008), 13

[7] Ibid. Bambang Wrsita, 13

[8] Zulifli, Internet for Teacher (Panduan Internet untuk Para Pendidik), (Yogyakarta: Cakrawala, 2010), 6

[9] Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), 330
[10] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta, 2008), 44

[11] Robert Boehlke,  Memperlengkapi Bagi Pelayanan dan Pertumbuhan, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2002), 242

[12] B.S. Sidjabat, Mengajar Secara Profesional (Mewujudkan Visi Guru Profesional), (Bandung: Kalam Hidup, 2009), 300
[13] Bambang,  28
[14] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Dunia Pendidikan, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), 71-76
[15] Ibid, Fred Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, 56-63
[16] Ibid.

[17] S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), 60
[18] Eko Nugroho, Pengenalan Komputer, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), 6
[19] Ibid, 11
[20] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi, 235
[21] Ibid, Fred Percival dan Hendri Ellington, Teknologi Pendidikan, 2
[22] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 96-97
[23] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 34-35
[24] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, 235
[25] Ibid, Ivor K. Davies, 11
[26] Ibid, Munir, 240
[27] Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia Di Sekolah (Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif, dan Prospektif), (Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2010), 27

[28] Pandapotan Sianipar, Singkat Tepat dan Jelas (Membuat Presentasi Cantik Dengan Power Point, (Jakarta: Alex Media Komputindo, 2002), 11
[29] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), 97-98
[30] Engkoswara, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), 9
[31] Ibid, Hal. 9-10
[32] Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya), (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), 282
[33] Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), 305
[34] Daryanto, Teknologi Jaringan Internet (Teori dan Pemahaman), (Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2010), 90-91

[35] Ibid
[36] Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 110-113

[37] Ibid. Munir, 196
[38] Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: Rajawali, 1991), 18

[39] Dewi Salma Prawiradilaga dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, 196

[40] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung 2005), halm 194
[41] Galen Grimes, 10 Menit Panduan Internet dan World Wide Web, (Jakarta: Alex Media Komputindo, 1997), 17
[42] Zulkifli, Internet For Teacher (Panduan Internet Untuk Para Pendidik), (Yogyakarta: Cakrawala, 2010), 89
[43] Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), 280
[44]  Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, 11
[45] Zulkifli, 56
[46] Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 1996), hal 199
[47] Sudjana S, Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung, Falah Production, 2000), hal 115
[48] Hilda Karli, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 41
[49] Syafaruddin Anzizhan, Sistem Pengajaran Keputusan Pendidikan, (Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hal 116
[50] Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetnsi dan Kontekstual, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), hal 194
[51] Sudjana, Strategi Pembelajaran, (Bandung, 2000), hal 188
[52] S. Nasution M.A. Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta, Bina Aksara 1989), hal 157